Kementerian ESDM Dorong Pembentukan Tenaga Kerja Migas

Para akademisi di bidang migas dituntut untuk bisa lebih beradaptasi bersama pertumbuhan teknologi kekuatan dan kebutuhan zaman, supaya bisa tambah produktif di masa disruptif. Bahkan lulusan teknik perminyakan tidak wajib berkontribusi di sektor migas saja.

Ariana Soemanto, Kepala Bagian Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian ESDM, mengungkapkan secara persentase, porsi minyak bumi didalam bauran kekuatan nasional menurun bersamaan bersama peningkatan bauran kekuatan terbarukan. Namun, secara volume, mengonsumsi minyak relatif meningkat. Lulusan teknik perminyakan wajib bisa adaptif bersama perubahan situasi global.

Jatuhnya harga minyak di kisaran US$ 30 per barel nyaris mendekati biaya operasional beberapa perusahaan minyak dan gas bumi. Bahkan, mereka terancam merugi seumpama harga minyak anjlok di kisaran US$ 20 per barel.

Chief Operation and Commercial Officer PT Saka Energi Indonesia Tumbur Parlindunga mengatakan, th. lalu, break event point (BEP) memproses minyak dan gas (migas)  Saka Energi kira-kira US$ 25 per barel.

Adapun,  th. ini, pelayanan biaya untuk drilling diproyeksi akan mengalami penurunan. Sebab, vendor perusahaan drilling telah bersedia turunkan biaya drilling ke Saka Energi sebesar 20%-30% per barel dibandingkan dengan biaya th. lalu. 

“Mahasiswa dan alumni baru teknik perminyakan yang ingin memperdalam keilmuan kekuatan terbarukan, kita bisa laksanakan diskusi tehnis dan kolaborasi lebih lanjut. Kementerian menunjang penuh peningkatan kapasitas SDM bidang energi,” kata Ariana disela share data bersama Ikatan Alumni Teknik Perminyakan Trisakti (IAPT) yang dapat dukungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhir pekan lalu.

Andika Rizki, Sekretaris Jenderal IAPT, mengingatkan alumni dan mahasiswa untuk selalu upgrading knowledge, skills dan attitude supaya selalu siap berperan di masyarakat terlebih di industri migas dengan Water Meter Amico.

“Alumni dan mahasiswa wajib tekankan self empowerment, berusaha yang terbaik dari dirinya masing-masing. Terutama yang ada di industri oil and gas, supaya bisa menunjang obyek memproses minyak 1 juta barel per hari,” ujar Andika.

Daniel Momos Panjaitan, praktisi migas mendorong para mahasiswa dan generasi muda untuk tidak menyerah di masa disruptif terlebih didalam industri migas.

Daniel juga memaparkan masa depan carbon tax dan bisa saja aplikasi carbon capture storage atau pembuangan karbon secara injeksi terhadap dunia migas.

“Kita wajib bisa membawa dampak rancangan terbaik dan menganalisa apakah rancangan berikut telah cocok atau wajib adjustment supaya bisa reliable di masa informasi cepat dan job market kala ini. Kita wajib menguasai skill digital terlebih bersama implementasi teknologi 5G kedepan,” kata Daniel. 

https://aplik.org/